Kamis, 08 September 2011

Wopoae Part 1 ~('.'~)(~'.')~


Assalamu ‘alaikum warohmatullohi wabarokaatuh. Hai semua, saya Dinda selaku salah satu anggota dari ‘Wopoae’

Tujuan aku nulis diblog ini adalah ingin bercerita kepada kalian semua tentang kejadian-kejadian yang kami tulis pada buku Wopoae edisi pertama. Haha, edisi? Kayak apaan aja yaw -__-.

Sebenernya aku iseng-iseng cari buku tulis kosong buat nulis cerpen, tiba-tiba aku menemukan buku Wopoae 1. Terus aku keterusan buat ngebacanya deeh.. hahaha. Janggut merlin! Kami mantan anak alay, pembaca! Hehehe. Semua crew Wopoae dijamin pada gak kuat baca tulisan-tulisan kita yang dulu. Contohnya, tulisan ‘deh’ diganti ‘dech’, tulisan ‘nih’ diganti ‘niech’, tulisan ‘tau’ ditulis ‘tw’, dan lain sebagainya. Hehe.. maaf untuk kedua kalinya kawan-kawan, aku membuka aib masa lalu kita ._.

Okelah, saya mulai cerita kejadian-kejadian bersejarah(?) didalam wopoae 1 yang halamannya Cuma 30 halaman ._.

Adegan pertama didalam Wopoae 1 adalah adegan dimana Heiji dan Rio sedang bermain basket dilapangan rumah Heiji. Kemudian datanglah Devi, Dinda, Tata, dan Linda kesana. Ada kejadian tak terduga, si Rio jatuh terus Dinda yang nolongin, tapi, Rio sebenernya pengen ditolong si Tata.

Dalam part ini, diberitakan bahwa sebenarnya Dinda dan Tata sama-sama suka sama Rio, karena pada saat nulis ini, aku (Dinda) bingung dipasangin sama siapa. Ternyata, dikepala kami terlintas nama “Gabriel Stevent Damanik” jadi yasudahlah, aku mengalah untuk dapetin Rio dan beralih bersama Gabriel atau yang biasa kami panggil dengan sebutan “Iel” saja.

Gabriel adalah anak baru disekolah kami “SMP Teitan”, dia juga berprestasi dalam bidang olah raga terutama pada bagian footsal. Dipart ini, Gabriel ingin lebih dekat sama Dinda karena sikap Dinda yang terlalu cuek dengannya seperti memberikan Gabriel sebuah tantangan untuk mengenal Dinda lebih dekat.

Devi, Dinda, Tata, Linda, Gabriel, Kaito, Rio, dan Heiji sama-sama naik antar jemput untuk ke sekolah. Supir mereka adalah Pak Daud. *jadi beneran kangen deh*. Oh iya, mereka masih SMP kelas 8 lho ^-^

Hari pertama sekolah dicerita kami adalah kejadian dimana Devi ditunjuk oleh Mrs Sharon untuk retell cerita The Arion. Devi belum siap dengan kejutan itu. Tapi, Tuhan menyelamatkannya melalui seruan pak Suto dispeaker sekolah. *adegan favorite Tata nih XD*

Istirahatnya, Gabriel mengajak Devi, Tata, dan Dinda kenalan ditaman belakang kantin sekolah, meninggalkan Heiji dan Linda yang sedang beradu mulut seperti biasa. Saat Heiji dan Linda sadar bahwa hanya mereka berdua yang ada dikantin, mereka segera menyusul teman-temannya itu ke taman. Saat Linda berkenalan sembari menjabat tangan Gabriel, Heiji merasa tak senang. Entah mengapa. Sepertinya, Heiji mulai sayang sama Linda :D
UAS didepan mata. kami semakin dekat satu sama lain. Karena, kami selalu belajar bersama-sama dari satu rumah ke rumah yang lain. Dan singkat kata, UAS mereka sudah selesai dan mulai sekolah seperti biasa, tapi tanpa ada tugas yang berat seperti hari-hari sebelumnya.

Hari keberapa di sekolah. Tiba-tiba aja si Linda cerita tentang Cak Ka (tukang kebun sekolah kami). Karena gayanya yang sok cool abis itu, kami jadi gak suka sama dia.

Hari berikutnya di sekolah adalah hari paling geje yang kita lewati! Hahaha. Si Rio nyeletuk mau ngerjain Cak Ka, jadinya kami setuju aja dengan ide gak warasnya itu! Gapapa sih, sekalian ngasih pelajaran ke Cak Ka biar gak kemalan. Padahal dia itu tukang kebun doang tapi gayanya sok-sok’an kayak anaknya bos. Tolong dicatat. Tukang kebun.

Kami ngerjain Cak Ka habis-habisan deh. Kami sembunyiin gel sama sisir yang dia punya. Lebih tepatnya bukan kami sembunyiin, tapi kami buang dengan cara yang tak wajar, ckck. Si Cak Ka yang mulai sadar kalau gel dan sisirnya hilang langsung teriak histeris. Buakakakakka, kami ber8 ngakak parah lihat kepanikkannya si Cak Ka!! Dan lebih ngakak lagi lihat ekspresi dia waktu tahu kalau gel dan sisirnya itu kami sembunyikan dilubang WC kamar mandi dengan hiasan saos dan mayonnaise diatasnya, ew.

Libur telah tiba!! Kami diajak sama Mama dan Papanya Gabriel ke Jakarta!! Huahaha XD. Dinda dan Iel ngerjain si Linda sama Heiji yang lagi ngorok dengan memberikan coretan berbentuk Kucing diwajah Heiji dan tikus diwajah Linda. Hehe. Dalam buku, mimpi Linda dan Heiji itu diceritakan lho!! Wkwkwk. Ngakak deh bacanya :P

Setelah sampai disana, kami baru tahu kalau besoknya ada konsernya Jason Mraz di Senayan!! Hihi. Mama dan Papanya Gabriel traktir kita buat nonton konsernya Jason Mraz disana! Ya Allah, seneeeeng banget bisa ngelihat om Jason!

Diakhir acara, Jason Mraz adain sesi kuis! Kalau yang menang dapat gitar ditambah dengan tanda tangannya. Eh si Rio dapet tuhh!! Dia kegirangan lho, haha, padahal dia salah jawab kuisnya -_- tapi karena om Jason menghargai keberanian Rio, jadi ya dia dapet meskipun salah, hehe..

Habis gitu, kami langsung pulang ke Surabaya. Dan dipesawat, Dinda dan Gabriel dikerjain sama Linda dan Heiji. Sialan sih, tapi aku seneng kok! *lho* ._.v~~~

Konflik dibuku pertama cukup banyak. Antara lain Linda dan Heiji yang saling bertengkar hanya dengan masalah sepele, Devi dan Kaito yang awalnya memang Devi gak suka cowok yang slengek’an kayak Kaito, serta Dinda dan Gabriel yang Dindanya jutek amat sama Gabriel. Saat ini yang tak bermasalah hanyalah Tata dan Rio, karena Tata terlalu sabar sama tingkah childishnya Rio dan Rio yang sayang sama Tata udah dari SD. Tapi, konflik-konflik itu diselesaikan dengan singkat dibuku pertama. Hebat kan? Woyadong ;D

Sekian, dan terimagaji ._.
Teitan! Teitan! Ti I Ai Ti Ei En \^o^/

@Poconggg vs Drakula Edogawa

@Poconggg vs Drakula Edogawa


Sama sama hantu.


Dor.


Enggak nding. Maksud saya memposting ini adalah untuk mengutarakan pendapat. Iya. Kurang lebih seperti itu -_-

Sebelumnya, saya mau tarik kata-kata saya yang isinya memuji Drakula Edogawa. Saya khilaf. Saya gak pantes buat muji setan itu.

Maaf kata-kata saya kasar. Tapi, saya bener-bener marah sama DE. Gak tahu kenapa. Dia belum puas-puasnya hancurin hidup om poconggg. Pakai acara fitnah lagi! Bawa-bawa nabi Muhammad lagi! Subhanallah, anda itu orang atau apa sih? /krik

Maksud si DE itu apa? Wong Drakula sama pocong itu jelas kaya Drakula. Drakula pake jas, pake kemeja, pake celana, pake sepatu. Sedangkan pocong? Dia cuma pake selembar kain kafan. Gitu iri sama pocong? (Oke, makin ngelantur)

Buat Drakula Edogawa atau DE. Gak usah nyebar fitnah begitu lah. Basi, ngerti? Pake nama Edogawa, lagi. Malu-maluin Conan lovers tau! Conan itu detektif keren ya. Baik. Gak kayak situ. Nyebelin. Basi. Bangke. /glek. Lagian om poconggg salah apa sama situ? Atau jangan-jangan, kau itu fansnya poconggg yang mentionnya gak pernah dibales sama poconggg? Jadi, kau buat kericuhan biar dapet perhatian khusus dari poconggg? Cih XP

Buat om poconggg, tenang saja ya om. Yang baik selalu menang! Saya percaya om apa adanya #eh. Saya percaya kalau om itu selalu berfikir dulu sebelum bertindak. Karena om........ ganteng /dor. Tapi om, kalau boleh saya saranin nih, buka #OpenFollow dong ._. Situ kan punya tangan ._. (pislopeengawl -_-v)

Sudah yah. Bingung mau nulis apa lagi. Dadaaaah.. Babay :*

Plester Penyelamat (KaitoxAoko)


~Plester Penyelamat (Fan Fiction)~


Namaku Nakamori Aoko. Teman dan keluargaku memanggilku Aoko. Aku adalah gadis berusia 16 tahun yang masih duduk di bangku SMU kelas 2. aku bersekolah disalah satu sekolah terbaik di Jepang. Namanya SMU Taitan.

Saat ini, aku sedang menunggu kendaraan umum yang akan mengantarku pulang nantinya. Tiba tiba ada sesuatu yang menjanggal dalam hatiku. Ada suatu barang yang tertinggal.

Aku mulai tak tenang. Lalu, ku buka tasku dan mencari barang itu. Kemudian, aku teringat sesuatu. Oh iya! Handphone. Sedari tadi aku tak memasukkan handphone ke dalam tasku. Tanpa basa-basi, aku segera meninggalkan halte, dan berlari ke dalam kelas.

Suasana sekolah tampak begitu sepi. Sepi sekali. Karena, 2 jam lalu, murid-murid telah dipulangkan. Hanya sebagian anak yang mengikuti ekstrakurikuler tambahan tampak sibuk membereskan barang bawaannya.

Aku membesarkan langkahku ketika memasuki koridor-koridor kelas yang sudah sepi orang itu. Aku takut. Benar-benar takut.

Akhirnya, pintu kelasku sudah ada di depan mata. Dengan girang, aku memasukinya. Setelah masuk, aku tengok kanan dan kiri. Tak ada siapa-siapa. Tanpa berpikir panjang, aku segera berlari menuju bangkuku, dan segera mencari barang berharga yang ada didalam kolong meja.

Ketemu.

Handphone yang ada gambar buah apel dibaliknya itu kini kumasukkan kedalam kantong kemejaku. Sambil bernafas lega, aku meninggalkan ruangan yang mulai gelap itu.

Kali ini dengan berlari, aku mulai melewati koridor-koridor tadi, melewati lapangan basket, dan melewati lapangan bola agar bisa keluar dari sekolah dengan cepat. Dan sialnya, sepatuku licin terkena air hujan, aku terpeleset didepan lapangan bola.

“Aww..” rintihku sambil menahan sakit disekitar lutut. Aku menengok lututku. Berdarah. Aku mulai menangis. Aku paling takut bila ada darah yang keluar dari tubuhku.

“Jangan menangis..” ujar seseorang yang kini berjongkok disampingku. “Pakailah.” Katanya sambil memberikan sebuah plester unik padaku.

Aku mengambilnya sedikit galak. Takut, jika orang itu berbuat macam-macam padaku.

Orang itu seakan tersenyum hangat padaku. Wajahnya yang terkena semburan langit sore tampak begitu menawan. Sayang, dia memakai topi untuk melindungi kepalanya. Jadi, aku tak bisa mengenali pemuda tampan itu.

Pemuda itu segera pergi meninggalkanku yang masih duduk menahan perihnya luka dilututku. Kemudian aku segera tersadar, aku tak boleh berlama-lama disini. Aku pun segera menempelkan plester itu pada lukaku dan segera berdiri sambil berjalan, tak berlari lagi.

Keesokan harinya, aku menceritakan kejadian kemarin kepada Ran, sahabatku, dikantin sekolah. Ran tampak sangat kaget saat mengetahui bahwa aku nekat memasuki sekolah yang telah sepi itu. Aku meresponnya dengan senyuman biasa. Kemudian, aku mulai menceritakan sosok pemuda misterius yang menolongku. Dan kali ini, Ran tertarik untuk mendengarkannya..

“Apa kau yakin, kalau dia itu manusia?” tanya Ran khawatir.

“Yakin. Buktinya, sampai saat ini, plester itu belum hilang dari lututku.” Jawabku sambil memamerkan plester itu pada Ran.

“Plester yang unik.” Celetuknya. Memang, plester ini unik. Ada banyak gambar burung merpati putih disana. Tapi dari kemarin, aku menatapnya seperti plester biasa saja. Tak ada unsur uniknya sama sekali.

“Sebelumnya, aku pernah melihat plester ini. tapi aku lupa dimana aku melihatnya.”ucapku tak yakin.

“Yasudah, jangan dipikirkan. Toh, itu hanya plester.” Kata Ran mencairkan suasana. Aku hanya mengangguk. “Lain kali, jangan lupa ambil handphone dikolong meja sebelum pulang. Nanti bisa celaka lagi.” Lanjut Ran.

“Iya iya.”

“Ran! Aoko!” seru seseorang memanggil nama kami berdua. Ternyata, dia adalah Sonoko. Ketua PMR disekolah kami. “Kalian mendapat tugas untuk berjaga di UKS saat pertandingan bola nanti sore berlangsung. Jadi, kalian yang akan merawat pemain bola yang terkena cedera. Bisa, kan?” lanjut Sonoko.

“Nanti sore?” ulang Ran.

“Iya. Nanti sore.” Jawab Sonoko.

“Baiklah, kami bersedia.” Ujarku seraya tersenyum pada Sonoko dan Ran.

Sonoko tampak lega “Terimakasih ya.” Katanya bahagia dan segera meninggalkan kami berdua. Pulang sore lagi deh, keluhku dalam hati.

Sore ini adalah waktu dimana pertandingan bola berlangsung. SMU Teitan melawan SMU Kaiho. Dua klub bola asal kedua sekolah tersebut sama kuatnya. Jadi, pertandingan ini adalah pertandingan yang sangat seru.

Pada menit ke 40, sang wasit meniupkan peluit kencang-kencang. Pelanggaran terjadi.

Semua penonton, termasuk aku, segera menengok ke tempat kejadian itu berlangsung. Pelanggaran yang dilakukan oleh Hattori Heiji, pemain gelandang SMU Kaiho terhadap Kuroba Kaito, striker SMU Teitan.

Lapangan mulai panas. Dan akhirnya, sang wasit memutuskan untuk memberikan tuan Hattori kartu kuning, karena melihat luka tuan Kuroba yang lumayan parah. Hal itu menambah panasnya suasana. Sebagian pendukung SMU Kaiho, tampak tak senang dengan keputusan wasit.

Tuan Kuroba segera dibopong menuju ruang UKS. Aku dan Ran yang melihat kejadian itu, segera bersiap untuk memberikan pertolongan pada Kuroba.

Aku bergidik takut ketika melihat banyak darah disekitar betis tuan Kuroba. Ran memberiku obat antiseptic yang siap dioleskan pada luka itu. Tapi aku hanya diam. Aku diam sambil menatap luka yang dibentuk pada betis pemuda dihadapanku.

“Hei. Kau kenapa? Cepat oleskan obat itu pada lukaku!” suara tuan Kuroba membuyarkan lamunanku.

Aku menatap matanya dengan perasaan takut. Iya, takut dibentaknya lagi. Aku kembali terdiam.

“Mengapa kau hanya diam sambil menatapku? Jangan jangan, kau takut darah, ya?” terka Kuroba sambil menahan tawanya.

Aku tertunduk kelam menahan rasa malu.

“Sudah, berikan tugas itu pada kawanmu saja.” Kata Kuroba membuatku berani menatapnya lagi. Aku mengangguk setuju dan memberikan obat itu pada Ran.

Ran mengolesi luka milik tuan Kuroba dengan telaten. Tidak sepertiku. Aku jadi iri padanya, menyadari bahwa aku tak bisa tahan melihat darah, padahal, menjadi perawat adalah cita-citaku.

Setelah selesai, Ran berjalan ke arahku. Ia membisikkan sesuatu ditelingaku. “Kuroba ingin berbicara padamu.” Aku menelan ludah sambil menatap Ran heran. Ran hanya mengangkat kedua bahunya, sambil menatapku seolah berkata aku-tidak-tahu-apa-apa.

Aku berjalan dengan hati-hati mendekati tuan Kuroba. “Ada apa?” tanyaku kemudian.

“Darahnya sudah dibersihkan. Sekarang, kau bisa merawatku.” Jawab Kaito.

“Merawatmu? Apa lagi yang perlu dirawat?” tanyaku lagi.

“Bodoh. Luka kecil disekitar kakiku itu belum diberi plester.”

“Oh iya. Sebertar, aku ambil plester dulu.”

“Tak perlu!” sergah tuan Kuroba.

Aku berbalik badan. Menatapnya dengan penuh tanda tanya.

“Pakai plesterku saja. Ini..” ujarnya sambil memberikan beberapa plester padaku.

Aku terdiam lagi. Bukan karena plester itu ada darahnya, melainkan, plester itu sama dengan plester yang diberikan pemuda misterius padaku kemarin sore.

Kemudian aku teringat sesuatu.

Iya. Aku ingat dimana aku melihat plester yang sama. Plester itu selalu dikenakan tuan Kuroba dipipi bagian kirinya. Entah untuk apa.

“Kenapa diam lagi? Kau tak bisa menempelkan plester itu juga? Lantas, kau bisa apa?” ujar Kuroba sedikit kesal.

“Kau yang memberiku plester ini kemarin?” tanyaku segera berganti topik.

“Kemarin?”

“Iya. Kemarin sore. Aku terjatuh tepat didepan lapangan bola karena lantainya sangat licin. Aku menangis melihat lututku terluka. Lalu, kau memberiku sebuah plester..”

“Kau gadis kemarin itu?”

“Benar.” Kataku berbinar. “Oh iya, terimakasih untuk plesternya. Kemarin, aku tak sempat berucap itu padamu. Hehe..” lanjutku malu-malu.

“Tidak masalah. Aku senang menolongmu.” Ujar Kuroba dengan sebuah senyum diwajahnya. “Dan sekarang, tugasmu adalah, menempelkan plester itu pada luka-luka kecil disekitar kakiku.” Ucapnya seraya menyindir padaku yang tak kunjung menempelkan plester itu pada lukanya.

“Oh iya. Aku lupa. Baiklah, tuan Kuroba..”

“Apa kau bilang? Tuan Kuroba?”

“Iya. Apakah itu salah?” tanyaku berhati-hati.

Kuroba menahan tawanya lagi. Tampak menyebalkan. Tapi aku suka melihatnya. Karena dia terlihat tampan.

“Panggil aku Kaito saja. Jangan Kuroba, Nakamori..”

“Oh, hehehe. Baiklah, Kaito?” ucapku tak yakin. Tapi, Kaito tersenyum lagi padaku. “Tunggu! Kau tahu namaku?” aku tampak tak percaya dengan apa yang Kaito ucapkan sebelumnya.

“Tahu lah. Karena aku tertarik padamu dari dulu.” Katanya dengan berwibawa. Tiba-tiba seperti ada kupu-kupu yang menggelitik perutku. Kaito bilang apa? Dia bilang, kalau dia tertarik padaku? Aku mulai merasakan wajahku merah padam. Aku tak bisa berbicara apapun.

“Kalau begitu, panggil aku dengan nama Aoko saja. Supaya lebih akrab.” Ujarku kaku. Aku tak bisa bagaimana mengekspresikan perasaan ini. haruskah aku bergembira? Haruskah aku memeluk Kaito? Haruskah aku marah pada Kaito yang membuat mukaku padam? Ah. Aku tak tahu.

Aku pun segera menempelkan plester itu pada luka-luka kecil disekitar kaki Kaito. Mendadak, ruangan UKS tersebut sangat sunyi. Karena, dua orang didalamnya sibuk mengatur detak jantung mereka yang mulai berjalan tak terkendali.

===

SELESAI!
Nyahahaha. Bagaimana pendapat kalian? Aneh ya? Yaah beginilah karya tulis saya. Garing bin krik begini. Oleh karena itu, jangan segan-segan memberikan komentar, kritik, dan saran pada cerita ini. hehe. Ditunggu yah =D

Sayonara~~

Senin, 05 September 2011

Terbongkarnya Sosok Fenomenal @poconggg

Hai! Kalau kalian para pengguna twitter atau lebih tepatnya para followers @poconggg pasti tahu masalah ini! Yap. Seseorang yang mengaku bernama Drakula Edogawa adalah orang yang membongkar identitas asli sang pocong (Sang? -_-)

Sepertinya, dia memang bersungguh-sungguh ingin membongkar identitas poconggg. Terbukti, dia rela bayar orang 500 ribu rupiah agar memberi tahu siapa poconggg sebenarnya. Triknya keren, guys! Kalian dapat lihat disini -> http://siapapoconggg.wordpress.com

Banyak orang bilang kalau dia itu sebenernya pengen numpang eksis pake ngebongkar identitas poconggg segala, tapi, saya kan suka sama hal yang berbau penyelidikan tuh, jadi saya suka aja sama Drakula Edogawa. Gak bisa dibohongin. Triknya bener-bener keren.

Disatu sisi, saya gak tega sama om poconggg T-T saya gak rela kalau om poconggg tertekan. buktinya, setelah ada isue gitu, si poconggg belum online sama sekali! Bayangkan! Padahal, kami penggemarnya pada kebelet denger penjelasan dari om poconggg.Bagi om poconggg, ayo buru-buru online yah :')

Meskipun sudah kebongkar, kami, penggemar poconggg tetap setia sama dirimu om! Kami tetep mencintaimu seperti dulu! Meskipun rada canggung gitu, karena udah tahu siapa yang mainin.

Tapi mah saya tetep berdoa, semoga triknya Drakula Edogawa itu salah ._.v semoga om poconggg gak bener-bener ketahuan! Sampe dia sendiri yang beri tahu kami =)

Dan seperti judul lagunya lagunya Sm*sh, I HEART YOU @Poconggg =D

Skyscraper versi Demi Lovato and Nicole Megan

Skyscraper Lyric
Skies are crying, I am watching
Catching teardrops in my hands
Only silence, as it's ending, like we never had a chance.
Do you have to make me feel like there's nothing left of me?

You can take everything I have
You can break everything I am
Like I'm made of glass
Like I'm made of paper
Go on and try to tear me down
I will be rising from the ground
Like a skyscraper, like a skyscraper

As the smoke clears
I awaken and untangle you from me
Would it make you feel better to watch me while I bleed
All my windows still are broken but I'm standing on my feet
You can take everything I have
You can break everything I am
Like I'm made of glass
Like I'm made of paper
Go on and try to tear me down
I will be rising from the ground
Like a skyscraper, like a skyscraper

Go run run run I'm gonna stay right here
Watch you disappear yeah
Go run run run yeah it's a long way down
But I'm closer to the clouds up here

You can take everything I have
You can break everything I am
Like I'm made of glass
Like I'm made of paper
Ohh
Go on and try to tear me down
I will be rising from the ground
Like a skyscraper, like a skyscraper
Like a skyscraper, like a skyscraper
Like a skyscraper
 
Ini video mereka! Bandingkan. Enak yang mana ;D
Demi Lovato!!

 
 Or Nicole Megan!!