Sabtu, 29 Januari 2011

A Thousand Miles - David Archuleta version -




Makin' my way downtown,
Walkin' fast
Faces pass
And I'm homebound
Staring blankly ahead
Just makin' a way
Makin' my way through the crowd

And I need you
And I miss you
And now I wonder

If I could fall into the sky
Do you think time?
Would pass me by
Cause you know I'd walk
A thousand miles
If I could just see you
Tonight

It's always times like these
When I think of you
And I wonder if you ever think of me
Cause everything's so wrong
And I don't belong livin' I your
Precious memory

Cause I need you
And I miss you
And now I wonder

If I could fall into the sky
Do yo think time?
Would pass me by
Cause you know I'd walk
A thousand miles
If I could just see you
Tonight

I, I don't wanna let you know
I, I drown in your memory
I, I don't wanna let this show
I, I don't

Makin' my way downtown,
Walkin' fast
Faces pass
And I'm homebound
Staring blankly ahead
Just makin' a way
Makin' my through the crowd

And I still need you
I still miss you
And now I wonder

If I could fall into the sky
Do yo think time?
Would pass us by
Cause you know I'd walk
A thousand miles
If I could just see you
Oh oh oh

If I could fall into the sky
Do you think time would pass me by
Coz you know I'd walk a thousand miles
If I could just see you
If I could just hold you
Tonight



Kamis, 27 Januari 2011

Dream And Love (Part 1) *cerbung*

Dream And Love (part 1)

 

Pantai cinta. Begitu sebutan bagi Shilla dan Gabriel di pantai ini. Bocah berusia 4 tahun ini sering dan suka banget main ke pantai ini. Selain jarak rumah mereka yang dekat dari sini, mereka merasa nyaman kalau berada ditempat ini. Sepi. Hanya suara ombak yang menyapu luasnya lautan dan semilir angina yang membuat rambut mereka berkibaran.

 

 

“Ini apa namanya, Yel?” Tanya Shilla. Tangannya menunjuk sebuah gambar pada majalah bekas yang dibawanya dari rumah tadi.

 

“Kalau gak salah, namanya, Monas!” jawab Gabriel yang masih dengan tampang bingung, apakah jawabannya tadi benar atau salah. “Iya! Itu Monas! Mama pernah cerita,” sambungnya segera dan kali ini, ia yakin bahwa jawabannya benar.

 

“oh. Monas.. dimana tuh?”

 

“di Jakarta”

 

“Jakarta?” shilla mengulangi kata itu lagi. Gabriel hanya mengangguk kecil. “sepertinya Jakarta itu jauh ya, Yel?” kata Shilla putus asa.

 

“kamu mau kesana? Lihat Monas?”

 

“he’em” Shilla mengangguk bersemangat.

 

“kalau udah besar nanti, aku bakalan ajak kamu kesana Shill!”

 

“beneran??” Shilla berbinar-binar

 

“iyaaaa!!”

 

“janji ya?” Shilla mengacungkan kelingkingnya tepat dihadapan Gabriel.

 

“janji =)” dengan senyuman yang menghangatkan dari bibir bocah itu dan menyambut acungan kelingkingnya, Shilla menjadi lega..

 

“pulang yuk!” ajak Gabriel setelah melepaskan kelingkingnya dari Shilla yang saling terhubung tadi.

 

“tapi, Yel—“

 

“lihat! Mau malem! Kalau kamu diculik setan gimana? Aku dong, yang dimarahin sama ibumu? Ayok!” Gabriel berdiri. Membersihkan pasir yang menempel disekitarnya, dan mengulurkan sebelah tangannya untuk digapai Shilla.

 

“hihihi,” Shilla terkekeh

 

“kok ketawa?”

 

“emang setan bias nyulik aku ya?”

 

“bisalah! Setan itu, suka nyulik anak bandel, apalagi yang suka keluyuran malem-malem begini kayak kamu!” Gabriel bergidik.

 

“Oh.. Kamu takut setan?” Tanya Shilla polos. Lagi-lagi ia terkekeh dengan ekspresi wajah Gabriel yang malu banget kedoknya kebuka.

 

“iya! Ayo buruan pulang!” kali ini Gabriel tak sabar melihat Shilla yang belum juga berdiri.

 

“iya! Iya! Ayok!” Shilla membalas uluran tangan Gabriel yang sedari tadi menghadang tepat dihadapannya. Ia membersihkan bajunya dari pasir sama seprti yang dilakukan Gabriel dan beranjak pulang, tak lupa membawa majalah bekasnya.

 

 

10 tahun kemudian..

 

 

“Gabrieeellll!!!!!!! Buruan kesini!!” teriak Shilla yang berlari jauh sekali dari Gabriel. Memang, masalah lari-larian Shilla emang lebih jago darinya.

 

 

Shilla kini sudah berada tepat didepan Pantai Cinta. Melepas dasi, sabuk, sepatu, kaos kaki, dan tas yang dikenakannya tadi di sekolah.

 

 

Hari ini, sepulang sekolah, dicuaca yang terik. Shilla akan menunjukkan sebuah karyanya pada Gabriel. Katanya, ini sangat penting. Jadi, terpaksa, Gabriel menuruti permintaan sahabatnya ini.

 

 

“tungguin napa Shill!! Hoss.. hosss.. hoss..” Gabriel hamper dekat dengan Shilla. Terdengar sekali nafasnya yang tak normal itu, Shilla ketawa geli.

 

“lagian, lari cepet amat! Sarapan kereta ya?” canda Gabriel yang sekarang berada disamping Shilla dan segera merebahkan tubuhnya ke pasir-pasir yang lembut tanpa melepas apapun seperti yang dilakukan Shilla tadi.

 

“kamu lama amat!”

 

“kamu tuhm yang kecepetan!”

 

“makanya yel! Sering-sering lari kayak aku!”

 

“percuma,”

 

“hah? Kok percuma?” Shilla bingung

 

“ini namanya takdir! Kalau dari awal Tuhan nyiptain aku kalah lari sama kamu, yaudah. Sampai kapanpun aku gak bias kalahin kamu..” kata Gabriel santai “kecuali Shill, aku mau ngerubah takdirku itu! Pasti tuhan akan merubahnya. Kalau kematian lain lagi, Shill. Kematian itu gak bisa diubah atau diundur, sedetik pun..”

 

 

Shilla ternganga mendengar penjelasan Gabriel tadi. Tapi ia heran, kenapa akhir kata-kata Gabriel tadi ngerasa menjanggal dihatinya.

 

“kok nyambung sama mati sih?” Shilla memberanikan diri untuk menanyakan hal itu pada Gabriel yang lagi berpose tidur menatap langit langsung.

 

“hehe.. ngak tahu..” jawab Gabriel sambil nyengir “eh, katanya kamu mau nunjukin sesuatu sama aku? Apaan?” lanjutnya bertanya. Tak mengubah posisinya satu gerakan pun.

 

“yee!! Duduk dulu dong! Lepas juga tuh dasi, sabuk, kaos kaki, sepatu, sama tas kamu! Biar aku ngelihatnya enak gitu!” protes Shilla. Gabriel membuka matanya yang sedari tadi menutup karena tak tahan akan sinar matahari. Dan segera duduk, persis disamping Shilla.

 

 

“kalau Cuma duduk sih gapapa, kalau yang lepas dasi, sabuk, kaos kaki, sepatu, sama tas itu ogah! Kalah bolang.” Gantian Gabriel yang protes.

 

“bolang?” Shilla masih belum faham “bocah petualang, maksudnya?”

 

“jaah, kalau bocah petualang mending Shill,”

 

“terus? Maksudnya bolang apa dong?”

 

“bocah ilang!”

 

 

Shilla ketawa lepas mendengar jawaban dari sahabatnya yang satu ini. Dibilang manja sih enggak, Cuma terlalu rajin aja! Dia ngelakuin tugas yang harusnya Shilla kerjakan sebagai cewe.

 

 

“udah ah! Kamu mau nunjukin apa?” Tanya Gabriel. Oh iya.. Shilla hamper lupa belum mengeluarkan apa yang Ia akan tunjukkan. Tangannya dengan lincah membuka tasnya dan menemukan sebuah perkamen didalamnya. Kemudian ditunjukkannya pada Gabriel.

 

 

“ini gambar Monas, Yel! Cewek berambut panjang ini aku. Dan cowok disebelah aku itu kamu, Yel..”

 

 

Gabriel tersenyum haru. Ternyata sahabatnya ini masih berkeinginan untuk pergi ke sana.

 

 

“kapan kita kesana, Yel?” Gabriel Nampak kaget. Panik. Sepertinya Ia tak siap akan pertanyaan Shilla tadi.

 

 

Shilla memalingkan wajahnya ke Gabriel. Ia pun bertanya-tanya dalam hati. Ada apa dengan Gabriel?

 

“gimana kalau besok?” Tanya Gabriel.

 

“besok??”

 

“Iya, besok. Kita naik bus! Kita kan udah gede, Shill!”

 

“emang iya? Boleh?”

 

“boleh aja lagi! Asal gak ketahuan! Hihi.. sehari aja kan gapapa, Shill! Sebelum terlambat..”

 

“terlambat? Terlambat naik bus?”

 

“ha? I, iya..” jawab Gabriel ragu.

 

“oh iya deh. Besok kita pergi!!” Shilla bersemangat disambut dengan anggukan pelan Gabriel.

 

 

 

“pagi pak, pagi bu..” sapa Shilla pada kedua orang tuanya yang sedang sarapan.

 

“pagi sayang. Duduk dulu yuk! Sarapan bareng..” kata ibu Shilla. Shilla menurut.

 

“kamu mau kemana? Kok udah rapi begitu?” Tanya bapak Shilla menyelidik.

 

“mau ke Ja—“ Ya tuhan! Shilla menepuk jidatnya. Ia hamper keceplosan tadi.

 

“kemana Shill?” Tanya bapak Shilla lagi.

 

“ke .. kerja kelompok.. Iya pak! Kerja kelompok.. hehe,” Shilla menjawab apa adanya yang terlintas dikepalanya. Bapak dan ibunya hanya berkata “oh,”

 

 

Selesai sarapan, Shilla mendengar suara bell rumahnya berbunyi. Pasti Gabriel! Terkanya. Dengan langkah senang, Ia membuka pintu. Didapatinya Irva dan Zevana teman sekelasnya berada disitu.

 

Irva dan Zevana bermata sembab, sepertinya habis nangis. Shilla mempersilahkan kedua temannya untuk masuk, tapi mereka menolaknya dengan sopan. Mereka ingin bertemu dengan Shilla seperti ini saja.

 

 

“kalian kenapa? Habis nangis?” Tanya Shilla.

 

“Gabriel, Shill..” kata Zevana.

 

“iya? Kenapa dia? Bikin gara-gara sama kalian? Waduh! Bener-bener tuh bocah! Aku jitak, baru tau rasa!”

 

“bukan! Bukan itu masalahnya..” kt Irva.

 

“lha? Terus? Apa?” Shilla bingung. Tak mengerti maksud kedatangan dua temannya ini yang menangis dihadapannya.

 

“Gabriel.. Gabriel.. Gabriel.. Dia.. Di-.. Dia.. Gabriel meninggal, Shill,” kata Irva pada akhirnya.

 

 

Lemas. Sebagian tubuh Shilla melemas mendengar kalimat itu terlontar. Sebagian jiwanya terasa terambil. Hilang. Ia tak bias apa-apa. Hanya menangis. Padahal,Shilla itu benci banget kalau dia sampai ngeluarin airmata.

 

Tanpa pamit. Shilla berlari keluar rumah sambil menangis. Ia menuju rumah Gabriel. Mencoba membantah apa yang barusan diucapkan kedua temannya barusan. Tapi ia tak mampu lagi untuk mengelak. Sudah terlambat..

 

TBC :D

 

Keritik dan saran sangat saya butuhkan :D

Adios!


Ringkasan Cerita Narnia and The Last Battle

Ringkasan Cerita Narnia and The Last Battle


Cerita dimulai dengan kekuasaan raja terakhir negeri Narnia , Raja Tirian. Narnia sudah mengalami masa damai dan sejahtera yang cukup panjang, berlangsung dari kekuasaan Raja Caspian X. Tirian, yang merupakan keturunan langsung dari Caspian X, diinformasikan oleh seorang centaurus bernama Roonwit bahwa peristiwa-peristiwa aneh dan tidak menyenangkan sedang terjadi di negeri itu dan konjugasi planet-planet menunjukkan tanda-tanda yang sangat berbahaya. Seekor kera bernama Shift berhasil membujuk Puzzle, seekor keledai yang baik namun bodoh, untuk memakai kulit singa dan menyamar sebagai Aslan. Puzzle, meskipun enggan, berhasil ditipu oleh Shift yang mengatakan bahwa hal ini adalah kehendak Aslan. Setelah makhluk-makhluk Narnia berhasil ditipu, Shift memerintahkan mereka untuk bekerja demi orang-orang Calormen. Makhluk-makhluk pohon ditebang dan dijual sebagai potongan-potongan kayu biasa. Uang yang didapat akan dimasukkan ke dalam perbendaharaan Aslan, yang akan digunakan oleh Shift dengan alasan demi kepentingan Narnia.
Raja Tirian dengan sehabatnya, Jewel, seekor unicorn berbicara pada awalnya juga tertipu oleh kabar kedatangan Aslan. Namun ketika mereka mendengar Shift mengatakan kepada makhluk-makhluk Narnia bahwa Aslan dan dewa orang Calormen, Tash adalah sama, dengan nama “Tashlan”, mereka menyadari bahwa seluruh kabar yang mereka dengar adalah kebohongan belaka. Ketika Tirian menuduh Shift melakukan kebohongan, tentara-tentara Calormen datang dan mengikat sang raja ke sebuah pohon. Lalu, Tirian berseru kepada Aslan untuk pertolongan dan mendapat penglihatan akan Digory Kirke, Polly Plummer, Peter Pevensie, Edmund Pevensie, Lucy Pevensie, Eustace Scrubb dan Jill Pole, walaupun Tirian tidak mengenali siapa mereka. Mereka bisa melihat Tirian, dan walaupun suara Tirian tidak bisa sampai kepada mereka, mereka menebak bahwa ia adalah seseorang yang berasal dari Narnia. Tidak lama kemudian, Eustace dan Jill masuk ke dalam dunia Narnia dan melepaskan ikatan sang raja. Lalu mereka menolong Jewel dan Puzzle, yang mereka maafkan ketika mereka sadar bahwa Puzzle adalah korban penipuan Shift. Mereka menolong pula segerombolan dwarf, tetapi karena kepercayaan mereka akan Aslan sudah sirna, mereka menolak untuk menolong Narnia. Hanya seorang dwarf, Poggin, yang tetap setia kepada Aslan, Tirian dan Narnia, dan bersedia untuk menolong. Tirian dan kelompoknya yang kecil kemudian bertempur dengan tentara Calormen. Sepanjang peperangan banyak hewan-hewan yang terbunuh (oleh gerombolan dwarf tadi yang menyerang kedua belah pihak).
Di akhir perang, gerombolan dwarf jahat tersebut, Jill, Eustace dan yang terakhir Tirian, ditangkap dan dibuang ke dalam kandang, dimana seharusnya Tashlan berada. Selain itu pemimpin tentara Calormen, Rishda Tarkaan, yang memulai ide bahwa Aslan dan Tash adalah sama, juga masuk ke dalam kandang tersebut. Namun, apa yang ditemukan oleh Rishda (seorang yang sebenarnya tidak percaya akan adanya Aslan dan Tash) di balik pintu kandang adalah Tash sendiri! Tash menangkap Rishda yang ketakutan. Lalu, Peter, Edmund, Lucy, Digory, Polly, Eustace dan Jill muncul, dan Peter memerintahkan Tash untuk pergi. Tash lalu pergi dengan membawa Rishda Tarkaan. Tirian menanyakan tentang Susan (karena sekarang ia sudah tahu siapa saja yang di hadapannya). Kemudian mereka menceritakan tentang Susan yang sudah “dewasa” dan sudah bukan lagi “sahabat Narnia”, karena itu Susan tidak bersama-sama dengan mereka. Yang aneh dengan kandang tersebut adalah, kandang tersebut tidaklah seperti kandang. Lebih tepatnya seperti suatu dunia yang lain. Namun, hal itu tidak bisa dilihat oleh gerombolan dwarf jahat yang juga dilempar ke dalam kandang tersebut. Ketika Aslan muncul, Lucy meminta bantuan Aslan untuk menolong mereka. Aslan lalu menunjukkan kepada Lucy apa yang ia bisa dan tidak bisa lakukan. Meskipun diberikan makanan yang enak, mereka tidak bisa melihat dan merasakan semuanya itu, sebaliknya mereka mengira itu adalah makanan hewan ternak biasa. Mereka tidak bisa melihat Aslan dan dunia baru tersebut dan tetap terjebak dalam kegelapan kandang.



Kemudian, Aslan berdiri di depan pintu kandang. Semua makhluk Narnia, termasuk yang sebelumnya sudah meninggal, berkumpul di luar kandang untuk masuk ke dalam dunia lain itu. Yang setia kepada Aslan dan Narnia, bisa memasuki dunia itu. Namun, bagi yang tidak setia, akan ketakutan dan tidak masuk, mereka menghilang ke dalam kegelapan dan tidak diketahui lagi nasibnya. Yang berada di balik pintu lalu melihat bahwa dunia Narnia kemudian hancur, naga dan kadal raksasa berkeliaran menghancurkan tumbuh-tumbuhan yang ada. Akhirnya Bapak Waktu memanggil bintang-bintang untuk turun dari langit. Kemudian, permukaan laut meninggi dan naik menyelimuti Narnia. Aslan memerintahkan Peter untuk menutup dan mengunci pintu. Lalu, Aslan memimpin mereka menuju ke negerinya. Semakin mereka memasuki negeri itu, semakin mereka melihat persamaan antara dunia baru tersebut dan dunia Narnia yang baru hancur. Akhirnya mereka menyadari bahwa dunia baru itu adalah dunia asli, dimana dahulu kala dunia Narnia dibuat dengan dunia ini sebagai contohnya. Mereka lalu bertemu dengan seorang tentara Calormen, yang bernama Emeth, yang diijinkan Aslan untuk masuk ke dunia itu. Dari cerita Emeth, seorang yang baik dan terhormat, namun mengakui Tash sebagai dewanya, diketahuilah alasan mengapa Emeth diijinkan berada di situ. Aslan mengatakan kepada Emeth bahwa sepanjang hidupnya ia telah melakukan banyak hal yang berguna, dan karena keberadaan Aslan dan Tash begitu bertolak belakang, maka tidak ada perbuatan yang sia-sia yang bisa dilakukan untuk Aslan, dan tidak ada perbuatan yang tidak sia-sia yang bisa dilakukan untuk Tash.
Mereka lalu melanjutkan perjalanan mereka dan akhirnya bertemu dengan semua sahabat-sahabat lama mereka dari cerita sebelumnya, seperti Mr Tumnus, Reepicheep, Raja Caspian X, Fledge, Raja Cor dan Ratu Aravis dan yang lain-lain. Di dalam dunia ini, selain menemukan bentuk asli Narnia, mereka juga menemukan bentuk asli bumi. Kemudian diketahui bahwa Peter, Edmund, Lucy, Digory, Polly, Eustace dan Jill semua tewas dibumi karena kecelakaan kereta api dan akan menikmati kehidupan setelah kematian di Narnia asli itu. Akhirnya, cerita ini ditutup dengan Aslan sudah tidak terlihat seperti singa lagi di Narnia asli, melainkan menjadi suatu keberadaan yang begitu indah dan tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan keindahan-Nya.

Ringkasan Cerita Narnia and The Magician's Nephew

Ringkasan Cerita Narnia and The Magician's Nephew


Cerita ini dimulai di London sekitar tahun 1885, ketika dua anak, Digory Kirke dan Polly Plummer bertemu. Pada suatu hari, ketika sedang menjelajahi loteng rumah, mereka tanpa sengaja masuk ke ruangan yang salah dan mengejutkan paman Digory, Andrew Ketterley. Paman Andrew, seorang penyihir yang belajar sendiri, menipu Polly untuk menyentuh sebuah cincin ajaib yang berwarna kuning. Hasilnya adalah Polly tiba-tiba lenyap. Lalu paman Andrew menipu Digory untuk mengikut Polly dengan memakai cincin lain, dengan janji bahwa Digory bisa membawa kembali Polly dengan menggunakan cincin ajaib berwarna hijau. Cincin-cincin tersebut memindahkan Polly dan Digory ke sebuah hutan dengan banyak mata air. Di hutan tersebut, Hutan antara Dunia-dunia, mereka menemukan bahwa ketika cincin yang tepat dipakai, dengan melompat ke dalam mata air yang berbeda, mereka bisa masuk ke dunia yang lain. Digory meyakinkan Polly untuk ikut dan menjelajahi beberapa mata air bersamanya.   Setelah menandai mata air yang akan mengembalikan mereka ke bumi, anak-anak melompat ke dalam mata air yang lain. Mereka sampai sampai di sebuah istana yang sudah hancur di ibukota kuno dari dunia tersebut, dunia Charn. Mereka menemukan sebuah aula besar yang penuh berisi patung-patung lilin dari semua bekas pemimpin-pemimpin Charn dari yang pertama kali memimpin. Wajah-wajah yang pertama adalah wajah-wajah yang baik, bahagia dan kuat. Namun wajah-wajah yang kemudian adalah wajah-wajah yang sombong dan jahat. Mereka menemukan juga beberapa tempat kosong yang menandakan Charn berakhir sebelum waktunya. Mereka juga menemukan sebuah bel, dan juga pengumuman yang menantang untuk membunyikan bel tersebut dan juga peringatan untuk tidak membunyikannya. Digory jatuh ke dalam tantangan tersebut dan membunyikannya, meskipun ditentang oleh Polly. Bel itu membangunkan patung lilin yang terakhir, yaitu Ratu Jadis yang sangat jahat.        
Sang ratu menceritakan bagaimana ia dan saudara perempuannya terlihat perang saudara. Perang tersebut merupakan perang terakhir yang sekalihgus menghancurkan dunia tersebut. Untuk memenangkan perang tersebut, Jadis menggunakan rahasia "Kata Kemalangan". Kutukan ini membuat semua kehidupan di Charn musnah kecuali hidup Jadis. Ratu Jadis sendiri akan duduk seperti patung di aula besar sampai seseorang datang untuk membunyikan bel. Anak-anak tersebut ketika mengetahui kejahatan ratu Jadis, mencoba untuk lari kembali ke Hutan antara dunia-dunia. Namun, Jadis bisa kembali bersama mereka dengan menarik rambut Polly ke hutan tersebut lalu ke London. Digory dan Polly berusaha untuk memindahkan Jadis ke dunia lain dan akhirnya berhasil melakukannya, meskipun dengan tanpa sengaja membawa serta paman Andrew, seorang kusir kereta bernama Frank dan kudanya yang bernama Strawberry.
Digory membawa seluruh rombongan tersebut ke mata air yang terdekat, karena mengira mata air tersebut akan membawa mereka ke Charn. Namun pada kenyataannya, mereka masuk ke sebuat dunia yang gelap dan kosong. Jadis mengenali bahwa dunia itu adalah dunia yang belum diciptakan. Namun, tidak lama kemudian, mereka mendengar nyanyian yang kelihatannya membuat bintang menjadi bersinar dan matahari menjadi terbit. Para pengunjung sekarang bisa melihat bahwa yang bernyanyi adalah seekor singa yang agung, Aslan. Mereka melihat Aslan memberikan kehidupan ke dunia tersebut dengan menciptakan tumbuh-tumbuhan dan hewan-hewan. Aslan menciptakan semuanya dari tidak ada menjadi ada. Namun, Jadis yang takut melihat Aslan menyerang Aslan dengan tiang besi lampu yang dibawanya dari London. Kejadian tersebut sama sekali tidak mengganggu Aslan dan Jadispun melarikan diri. Tiang lampu yang terjatuh di tanah Narnia yang muda, tumbuh menjadi sebuah tiang lampu yang menyala. Aslan lalu memilih beberapa hewan dan membuat mereka menjadi binatang yang pintar dan bisa berbicara, dan memberikan mereka kekuasaan atas binatang-binatang yang lain.



Aslan lalu mengirim Digory ke sebuah perjalanan untuk mengambil sebuah apel untuk melindungi Narnia dan untuk menebus kesalahannya yang telah membawa penyihir jahat Jadis ke dunia baru Narnia. Polly, Digory dan Strawberry (yang sudah diubah Aslan menjadi seekor kuda bersayap dan dinamai Fledge) terbang ke pegunungan yang sangat jauh untuk mengambil apel tersebut dari sebuah taman yang berpagar. Ketika Digory mengambil apel tersebut dan bersiap-siap untuk pergi, ia melihat Jadis yang sudah berada di taman itu sebelum mereka. Ia mencobai Digory untuk memakan apel tersebut dan menjadi selamanya muda, dan juga dengan diam-diam mengambil satu buah untuk dibawa kembali ke London untuk menyembuhkan ibunya yang sakit keras. Jadis sendiri sudah memakan sebuah apel dan menjadi abadi. Meskipun tergoda untuk mencuri satu apel untuk menyelamatkan ibunya, Digory yakin ibunya sendiri tidak akan mengijinkan ia mencuri. Karena itu, ia memegang janjinya kepada Aslan dan kembali ke Narnia untuk menyerahkan apel tersebut.
Aslan lalu memberitahu Digory bahwa ia telah melakukan tugasnya dengan baik dan memerintahkannya untuk melempar apel tersebut ke tepi sungai. Aslan lalu menobatkan raja dan ratu Narnia yang pertama (Frank dan istrinya Helen yang dipindahkan secara ajaib dari bumi ke dunia Narnia). Sementara itu, sebuah pohon baru muncul dari tempat Digory melemparkan apel tersebut. Aslan menjelaskan bahwa pohon tersebut akan melindungi Narnia dari penyihir jahat Jadis, karena ia telah mencuri sebuah apel dari pohon yang asli dengan cara yang mementingkan diri sendiri dan hal tersebut membuatnya membenci wangi dari pohon baru tersebut. Aslan memberitahu Digory bahwa jika ia mencuri apel tersebut sesuai usulan Jadis, maka ibunya akan sembuh, namun akan datang hari dimana ibunya berharap ia lebih baik mati dalam penyakitnya. Digory lalu diberi sebuah apel dari pohon baru tersebut untuk diberikan kepada ibunya. Digory, Polly dan paman Andrew kemudian dikirim oleh Aslan ke Hutan antara Dunia-dunia, lalu kembali ke London. Digory memberikan apel tersebut kepada ibunya, dan ibunya menjadi sembuh. Digory lalu menguburkan bagian tengah apel tersebut di halaman belakang. Lalu ia juga menguburkan cincin-cincin ajaib sesuai dengan instruksi Aslan agar tidak disalahgunakan di masa depan.
Bagian tengah apel itu lalu tumbuh menjadi sebuah pohon, dimana bertahun-tahun kemudian pohon tersebut tumbang karena badai besar. Digory yang sekarang sudah menjadi profesor yang berumur tidak tega untuk menjadikan batang pohon tersebut menjadi kayu bakar. Ia lalu membuat sebuah lemari dari batang pohon itu, dimana lemari tersebut menjadi cerita di "Sang Singa, Sang Penyihir dan Lemari"

Ringkasan Cerita Narnia and The Horse and His Boy

Ringkasan Cerita Narnia and The Horse and His Boy


Sastha adalah seorang anak yang tinggal di daerah pantai Calormen. Ia diasuh oleh seorang yang kasar dan haus uang bernama Arsheesh. Sastha selalu mengimpikan untuk perjalanan ke daerah utara yang tidak pernah ia ketahui wujudnya. Pada suatu hari, seorang panglima Calormen bersama kuda perangnya berniat membeli Sastha. Arsheesh mengajak panglima itu menginap di gubuknya sambil menawar harga, dan Sastha terpaksa menginap di istal. Di Istal, Sastha terkejut ketika kuda perang sang panglima bisa berbicara. Kuda itu bernama Bree, Kuda yang Bisa Berbicara yang diculik dari Narnia dan menjadi budak Calormen. Kuda itu mengajak Sastha untuk berpergian bersama ke Utara, Bree memberikan motivasi tambahan untuk Sastha: Sastha berkulit putih, berbeda dengan kulit Calormen kebanyakan, artinya Sastha berasal dari negeri Utara. Sastha dan Bree akhirnya mengadakan perjalanan dengan Sastha mendapat tutor mengendarai kuda secara bebas oleh Bree. Mereka kadang mencuri untuk menyanggupi kebutuhan makan. Saat menyeberangi sungai di hutan kala malam, mereka merasa diikuti seekor kuda dan penunggangnya, bersamaan dengan itu, mereka dikejar singa. Singa itu mengejar mereka hingga kuda penguntit itu kini bersama dengan Bree dan Sastha. Akhirnya, mereka lolos dari kejaran dan mereka berdua, berkenalan dengan Aravis Tarkheena dan Kuda yang Bisa Berbicara, Hwin.
Aravis yang merupakan putri bangsawan Calormen, mengatakan bahwa ia kabur bersama Hwin karena ia dipaksa menikah oleh ayahnya dengan Ahostha Tarkaan, penasihat Tisroc yang bengis dan kaya, saat ia ingin bunuh diri, Hwin mencegahnya dan memberikan solusi agar pergi ke Narnia. Kemudian, mereka berempat mendiskusikan bagaimana cara melewati rintangan tersulit, yaitu sungai besar yang ditengahi ibukota Imperium Calormen, Tashbaan. Apabila mereka berhasil melewati rintangan itu, mereka hanya harus melewati padang pasir dan pegunungan Archenland dan sampai ke Narnia. Mereka memutuskan menyamar sebagai pedagang dan menyeberangi Tashbaan. Sesampai di Tashbaan, mereka bertemu dengan rombongan Ratu Susan dan Raja Edmund dari Narnia. Saat itulah, Sastha dikira Corin, pangeran Archenland. Ia diseret ke rumah singgah rombongan Narnia. Disanalah, Sastha mendengarkan bagaimana Ratu Susan ingin menghindari pinangan anak Tisroc. Mr. Tumnus sang faun menyarankan pengelabuan pesta kapal agar tidak ada yang curiga. Kemudian, malam harinya, kapal akan diam-diam pergi dari Calormen. Sastha, diberikan jamuan enak dan malam harinya ia bertukar tempat dengan pangeran Corin yang asli, yang merupakan anak yang pemberani namun nakal. Setelah bertukar tempat, Sastha sukses keluar dari Tashbaan dan pergi ke Makam Raja-Raja Lampau di Utara Tashbaan yang dianggap angker, tempat reuni rombongan pelarian apabila mereka terpisah.
Nasib Aravis, Bree, dan Hwin lebih baik. Aravis bertemu teman baiknya, Lasaraleen yang sangat feminim dan kaya. Lasaraleen membantu Aravis dan kedua kuda agar bisa sampai ke makam secepatnya. Saat mengendap keluar lewat istana Tisroc, mereka mencuridengar pembicaraan Ahostha, Tisroc, dan anak Tisroc, Rabadash. Rabadash meminta izin pada Tisroc agar melakukan penyerangan tiba-tiba ke Narnia sementara Raja Agung Peter sedang memerangi raksasa di Utara. Akhirnya, mereka berempat kembali bersama dengan Sastha mengetahui berita penyerangan. Mereka berempat menyusuri pasir dan tebing hingga sampai ke seberang Sungai Winding Arrow yang berada jauh dari padang pasir. Namun perjalanan tidak lagi sama kala mereka di bukit Archenland, mereka melihat pasukan Calormen. Lalu mereka dikejar oleh seekor singa lagi hingga akibatnya Aravis cedera dan mereka bisa istirahat di rumah Pertapa Perbatasan Selatan. Pertapa itu memercayakan Sastha untuk memberitahu soal penyerangan Calormen kepada Raja Lune, raja Archenland sekarang. Sastha berlari ke Anvard dan bertemu Raja. Akhirnya, Raja berterimakasih kepada Sastha dan menyiapkan perlindungan. Sementara itu, Sastha juga diemban tugas untuk menyampaikan penyerangan ke Narnia untuk membantu Archenland. Saat perjalanan, Sastha bertemu Aslan yang ternyata adalah singa yang selalu mengejar mereka agar perjalanan mereka bisa tepat pada waktunya. Sastha pergi ke Narnia dan menyampaikan ke seluruh rakyatnya. Istana Cair Paravel yang berisi Raja Edmund, Ratu Susan, dan Ratu Lucy segera mengadakan persiapan pula bersama Hewan-Hewan yang Bisa Berbicara. Dengan pertempuran itu, akhirnya pasukan Calormen bisa dikalahkan dengan sang pemimpin penyerangan, Rabadash, menjadi tawanan.

Sastha lalu dihubungkan dengan kemiripan wajahnya dengan Corin, bahwa Sastha adalah kakak kembar Corin yang terpisah sejak lahir. Sastha yang sebenarnya bernama Cor, pergi ke Pertapa dan menjemput Aravis, Bree, dan Hwin ke Archenland. Disana, terjadi perundingan untuk penghakiman Rabadash. Saat itu, Aslan datang dan mengubah Rabadash menjadi seekor keledai. Aslan berkata, Rabadash bisa menjadi dirinya lagi apabila ia berada di Kuil Tash, ia akan menjadi manusia lagi. Dan ia bisa menjadi keledai lagi apabila ia berada lebih dari 10 mil dari Tashbaan. Maka, Cor menjadi pewaris takhta Raja Lune dan Aravis yang bebas dari kehidupan aristokrat Calormen, menikahi Cor. Kehidupan di Archenland menjadi damai kembali.

Facebook Posers


Facebook Poser

Poser itu kalo menurut gue sih penipu yang ada di facebook atau kalau enggak, orang jadi-jadian deh *bener gak sih? -,-*

Ini pengalaman pribadi gue sih, dan gue kapok dibohongin sama orang! Jadi, gue mau bagi-bagi tips buat hindarin kalian dari poser-poser FB. Oh iya, ini poser Indonesia aja, gak berlaku buat Luar Negeri, soalnya gue gak punya kenalan yang akrab banget disana..

Kenapa orang-orang itu pengen banget dan ngebet jadi poser? Karena, ada beberapa hal yang bikin orang itu pengen jadi poser..

  1. Orang itu stress atau punya gangguan jiwa. Gue ambil contoh anak ABG jaman sekarang yang rata-rata pengguna facebook terbanyak. Mereka itu stress gara-gara gak punya pacar, jadi, mereka itu buat facebook baru buat dijadiin pacar sendiri. Atau mereka pengen balas dendam ke orang yang pernah nyakitin hatinya? Contoh nih, Paijo sama Painem pacaran, terus putus. Paijo gak terima kalau Painem putusin dia. Sejak saat itu, Paijo niat untuk bales dendam ke semua perempuan! Dia buat FB baru dan dia mainin hati wanita seenak hatinya *sorry, gak meaning banget contohnya -,-*
  2. Protect. Perlindungan. Ini nih, contoh poser yang baik, gak kayak model poser diatas meskipun sama-sama posernya. Poser ini bertujuan untuk melindungi dirinya sendiri dari gangguan orang-orang gak bener. Contoh, anak ABG lagi nih. Khususon yang cewek belum punya pacar lha! Ini! Waktunya anda buat FB baru dan ngaku kalo itu pacar anda! *padahal dirinya sendiri*

Gimana kita tahu kalau dia itu poser?

Pertama. Hati kita sendiri. Kalau lo yakin dia itu poser, selidikin terus nih.
Kedua. Di wall dia gak ada temen-temen sekolahnya. Jadi dia terkesan asing gitu.
Ketiga. Ngakunya orang Jakarta *biar kerenan dikit kali ye*
Keempat. Lihat Profil Picturenya yang awal-awal deh. Barangkali lo tahu dia sebenernya siapa.
Kelima. Kalau ditanya masalah nomer hape, pasti jawabnya pake nomer 3 *meski gak semua sih* soalnya 3 itu masa activenya selamanyaa :D
Keenam. Kalau orang yang kita curigai pake BB gampang nih. Setiap poser dia tulis status, buaruan buka FB lewat PC.. pasti kebaca..


Gaje yak? Hehe..
Emang gak penting sih.. sekalian curhat gitu XD

 

Sabtu, 22 Januari 2011

Mana saya tahu..

Boseeeennn >,<
Malesss banget nulis di blog! Padahal dirumah udah punya pikiran! Tapi lupa sampai sini -__-
Jadi cukup saya perbarui kayak gini aja.. Daripada sepi? Huehehehe XD *ditendang

Sabtu, 08 Januari 2011

Jonas Brothers The 3D Concert Experience Extended Movie



Jonas Brothers "Tonight" Lyric

Well, here we are again
Throwing punchlines, no one wins
As the morning sun begins to rise, we're fading fast
And we won't work this out

No, we're not gonna work this out tonight
(We won't work this out)
No, we're not gonna make this right
So I'll give a kiss and say goodbye
(Give a kiss goodbye)
'Cause we're not gonna work this out
Tonight

Every single word's been said (Whoa oh oh)
Broke each other's hearts again (Oh whoa oh)
As the starlit sky begins to shine, we're breaking down
She screams out

No, we're not gonna work this out tonight
(We won't work this out)
No, we're not gonna make this right
So I'll give a kiss and say goodbye
(Give a kiss goodbye)
'Cause we're not gonna work this out
Tonight

(Ohh, Ohh, Ohh, Ohh,)
We don't have to fight
Tonight
(Ohh, Ohh, Ohh, Ohh,)
We just gotta try
Tonight
We don't have to fight
Tonight
We just gotta try
TONIGHT

No, we're not gonna work this out tonight
(We won't work this out)
No, we're not gonna make this right
So I'll give a kiss and say goodbye
(Give a kiss goodbye)
'Cause we're not gonna work this out
Tonight

Well, there's no need to fight, we're just wasting time
(Tonight)
If you give it a try well then maybe you'll find
(We might work this out)
Well, we know we're in love so let's keep it alive
(Keep it alive, keep it alive)
(Tonight)
I'm starting to see the morning light
We finally worked this out





That's Just The Way We Roll Lyric

I woke up on my roof with my brothers
There's a whale in the pool with my mother
And my dad paints the house different colors
Where would we be, if we couldn't dream?

And I know
We get a little crazy
And I know
We get a little loud
And I know
We're never gonna fake it
We are wild
We are free
We know more than you think
So call us strange
But that's just the way we roll

You got moves, I've got shoes, let's go dancing
Pop and lock, battle dance against Hanson
If we lose, all the girls, they'll be laughing
Where would we be, if we couldn't dream?

And I know
We get a little crazy
And I know
We get a little loud
And I know
We're never gonna fake it
We are wild
We are free
We know more than you think
So call us strange

'Cause that's just the way we roll

And we're old enough to know
We can never let it go
'Cause that's just the way we roll

And I know
We get a little crazy
And I know
We get a little loud
And I know
We're never gonna fake it
We are wild
We are free
We know more than you think
So call us strange
'Cause that's just the way we roll

And I know
We get a little crazy
And I know
We get a little loud
And I know
We're never gonna fake it
We are wild
We are free
We know more than you think
So call us strange
'Cause that's just the way we roll
That's just the way we roll
That's just the way we roll
  
 
Hold On Lyric

We don’t have time left to regret
Hold on
It will take more than common sense
Hold on
So stop your wondering, take a stand
Hold on
Cause there’s more to life than just to live
Hold on

Cause an empty room can be so loud
It’s too many tears to drown them out
So hold on, hold on
Hold on, hold on



One single smile, a helping hand
Hold on
It’s not that hard to be a friend
Hold on
So don’t give up, stand ‘til the end
Hold on
Cause there’s more to life than just to live
Hold on

Cause an empty room can be so loud
It’s too many tears to drown them out
So hold on, hold on
Hold on, hold on
When you love someone, and they break your heart
Don’t give up on love, have faith, restart
Just hold on, hold on
Hold on, hold on

When it falls apart, and you’re feeling lost
all your hope is gone, don’t forget to
Hold on
Hold on

Cause an empty room can be so loud
It’s too many tears to drown them out
So hold on, hold on
Hold on, hold on
When you love someone, and they break your heart
Don’t give up on love, have faith, restart
Just hold on, hold on
Hold on, hold on

Cause an empty room can be so loud
It’s too many tears to drown them out
So hold on, hold on
Hold on, hold on
When you love someone, and they break your heart
Don’t give up on love, have faith, restart
Just hold on, hold on
Hold on, hold on