Minggu, 15 Juli 2012

JANE (JAcob reNEsmee)

Suatu pagi di kediaman keluarga Cullen.. “Mom! Mom!” teriak Renesmee yang setengah berlari menuruni tangga. “Dimana handukku? Aku tak bisa mandi tanpanya.” Lanjutnya sampai pada ruang keluarga. Berulangkali ia mengucek kedua matanya. Hari ini ia sangat mengantuk. Entah angin apa yang menerjangnya. Nessie terhenti. Matanya membelalak. “God!” pekiknya. Kemudian ia kembali berlari menaiki tangga, “Mom! Kenapa gak bilang kalau dia ada disini!” rengeknya. “Itu namanya kebiasaan, Ness. Kau selalu berteriak memanggilku setiap pagi. Jadi, rasakan itu, haha.” Ujar Bella yang sedang meletakkan sandwich di atas meja pada ruang keluarga. “Ada yang salah dengan kehadiranku, Bells?” Tanya Jacob heran. “Yap.” “Apa itu?” “Kau tak tahu, Jake? Renesmee jatuh cinta padamu. Ia malu bila bertemu denganmu.” Jacob memercingkan mata sipitnya, “Kau serius?” tanyanya tak yakin. “Tentu. Tadi buktinya.” Jawab Bella pasti. Jacob menahan tawanya. Konyol sekali, pikirnya. “Setiap hari, ia selalu bercerita tentangmu. Kau tidak menyihirnya, kan?” Tanya Edward yang tiba-tiba datang dari arah belakang. Edward duduk disebelah Bella sambil mencomot sandwich dihadapannya. Bella menepis tangan Edward “Itu untuk Jake.” Ucapnya tegas. Edward menaruh sandwich itu kembali. “Tenang Ed, aku tak melakukan apapun dengan anakmu. Aku selalu mendengarkan ceritanya, dan memberinya sebuah saran. Hanya itu yang kami bahas di telpon.” Kata Jacob jujur. “I trust you.” Kata Edward sembari tersenyum. “Jake, makan sandwich itu. Aku tahu kau sangat lapar.” Potong Bella. “Terimakasih, Bells. Rusa jantan tadi telah membuatku kenyang.” Tolak Jacob dengan halus. Bella tersenyum, “Baiklah. Kalau begitu aku akan bertemu dengan Nessie. Sepertinya dia butuh bantuan. Dan kau, Ed.. kau ku izinkan menikmati sandwich itu.” Kata Bella. Tak lama, ia telah pergi menaiki tangga meninggalkan Edward dan Jacob yang sudah mulai berbincang tentang topic baru. Mereka sangat bersahabat saat ini. - * - “Ness?” sapa Bella sambil membuka pintu kamar Renesmee. Renesmee tersentak kaget. Ia hanya memakai handuk untuk menutupi tubuhnya. “Mom.” Ujarnya lega, karena yang masuk kali ini adalah ibunya. Bella tersenyum hangat, lalu menutup pintu kamar Nessie. “Jacob tertawa melihatmu salah tingkah.” Goda Bella sembari duduk diatas tempat tidur hangat milik anaknya. “Kali ini kau benar-benar membuatku malu.” Kata Nessie dengan nada bercanda. “Sedang apa dia kemari, mom?” Tanya Nessie yang ikut duduk disamping ibunya. “Tentu ia juga akan merayakan pesta perpisahanmu, sayang.” Jawab Bella sambil membelai rambut panjang Nessie. “Dia tampak menawan. Hehe.” “Bagaimana kau bisa suka padanya?” “Kami hanya bertelpon. Aku menceritakan problemku. Dan dia memberi saran. Hanya itu.” Jawab Nessie dengan nada polos. Bella terkekeh, “Kenapa tertawa, sih?” kata Nessie dengan nada memanja. “Apa aku salah bila jatuh cinta padanya? I’m fifteen, mom. Bukan balita lagi.” “Tidak, kau tak salah, sayang. Mom hanya heran padamu. Kau adalah bayi setahun yang lalu, lalu kau tumbuh dengan cepat. Dan kau telah jatuh cinta pada seseorang.” Nessie merona. Ia tertunduk. Malu sekali bila Bella tahu kalau rona pipinya terlihat. “Ness, mom merestuimu dengannya. Hmm..”ujar Bella serius. “Sebaiknya, aku bersiap ke kota untuk memilih gaun. Alice akan membantuku untuk memilih.” Kata Nessie mengganti topic pembicaraan seraya beranjak memakai baju yang telah tersedia di atas tempat tidurnya. Bella mendesah panjang. “Baiklah, semoga kalian dapat gaun terbaik. Kulitmu sangat cocok dengan semua warna, Ness.” Kata Bella sambil mencium puncak kepala anak gadisnya itu. Kemudian, ia pergi disertai bunyi decitan pintu. Nessie bernafas lega. - # - “Porscheku sedang diperbaiki. Boleh aku pinjam Volvomu, Ed?” Tanya Alice pada Edward yang sedang menghias ruang tamu bersama Jacob, Emmett, dan Jasper. “Nih..” ujar Edward sambil melempar kunci mobilnya pada Alice. Alice menangkap kunci itu dengan mulus. “come on, Ness. I’ve got a car.” Ujar Alice setengah berteriak ke lantai atas. Tak lama, ada suara hentakan kaki yang sedang turun dari tangga. “Aku siap, Alice.” Kata Renesmee yang sudah berada disamping Alice. Edward, Jacob, Emmett, dan Jasper menoleh ke arah Nessie bersamaan. Manusia setengah vampire itu tampak menawan dengan dress warna turquoise selutut itu. “What?” Tanya Nessie bingung terhadap kelakuan ke empat orang itu. Alice mendesah. “Kau sangat cantik, pikir mereka.” Ujarnya seraya menggandeng tangan Nessie untuk keluar rumah. Tak lama, tersengar suara memanggil nama Nessie berulang kali. Renesmee menoleh ke belakang, Jacob. Ia menghentikan langkah, Alice telah dipersilahkannnya untuk duluan. Nessie pun mendekat kearah Jacob. Jantungnya berdebar hebat. “Hai.” Sapanya canggung. Jacob tersenyum penuh pesona. “Kau terlihat dewasa. Kau sangat cantik, Ness.” Kata Jacob lembut. “Trims, Jake. Kau sangat tampan.” “Terimakasih kembali, haha. Kau mau beli gaun, ya? Pastikan kalau kau akan terlihat cantik dengan gaun barumu itu, Ness.” “Pasti, Jake. Haha. Aku tak akan kalah dengan mom.” Kata Nessie sambil tersenyum geli. “Renesmee! Berapa jam lagi aku harus menunggumu?” teriak Alice yang sudah berada dalam Volvo hitam milik Edward. “Hati-hati dijalan.” Ucap Jacob sembari mengecup pipi merah Nessie. Nessie tertegun, kemudian ia segera tersadar. “Makasih.” Katanya salting. Kemudian, ia berlari ke dalam mobil itu. Tak lama, Alice telah melesat pergi dari pelataran rumah keluarga Cullen. “Al, bagaimana kalau aku tak jadi pergi?” Tanya Renesmee di dalam mobil. “Maksudmu?” “Aku masih ingin tinggal disini lebih lama lagi. Atau kalau bisa, aku mau pulang pergi saja ke sekolah.” Terang Nessie lebih jelas. Alice menoleh dengan tatapan heran. “Tak bisa, Ness. Sekolahmu sangat jauh. Makanya, Bella dan Edward menyuruhmu tinggal di asrama agar lebih efektif.” Ujar Alice dengan nada tenang. Nessie mendengus pasrah. “Jangan pedulikan Jacob. Ia pasti setia menunggumu, Ness.” Goda Alice. Senyum Nessie merekah. “Apaan sih. Enggak. Bukan karena dia, kok.” Kilah Nessie dengan suara kecilnya. Alice semakin terkekeh. “Percuma kau mengelak. Aku bisa membaca masa depan. Aku yakin, Jacob jodohmu.” Katanya dengan raut muka serius. Nessie semakin merona. Ia membuang pandangan ke luar jendela membelakangi Alice. Ya, yang memberatkan Nessie untuk pergi adalah Jacob. Ia takut bahwa Jacob akan dimiliki orang lain. - * - Sampai pada butik di tengah kota, Alice segera berdiskusi dengan pemilik butik ini untuk memilihkan gaun terbaik untuk Renesmee. Sedangkan Renesmee berjalan-jalan untuk melihat hasil karya designer handal ini. Dengan sabar, ia memilah setiap gaun yang tergantung. Mata cokelat gadis itu melirik suatu gaun yang tergantung cantik di atas baju-baju lainnya. Gaun selutut itu sangat sederhana. Warnanya violet. Motifnya sedikit, tapi terkesan anggun. “Alice! Aku menemukannya!” pekik Renesmee. Alice pun segera menemui Nessie. “Look at this!” tunjuk Nessie pada gaun cantik itu. Alice menengadahkan kepalasnya. Matanya berbinar, “So beautiful.” Gumamnya. Nessie tersenyum puas. - = - Setelah sampai pada pekarangan rumah keluarga Cullen.. “Al, rahasiakan gaun ini pada siapa pun. Jam lima sore nanti jangan lupa untuk dandanin aku. Buat aku menawan pada mala mini, yaa! Hihi. Masih ada waktu 3 jam. Hm, aku harus bersih-bersih badan. See you, Al.” ujar Nessie panjang lebar. Alice tersenyum simpul. Nessie pun berlari menuju ke dalam rumah.. “Hello everybody!” pekiknya riang. Kemudian ia segera berlari menuju kamar. Sampai dikamar, Nessie mengeluarkan gaun itu dari dalam kantong plastic. Kemudian ia mengeluarkannya diatas tempat tidur. Dipandangi terus gaun violet itu. “Cantik sekali. Kau yang pilih?” ucap suara dibelakang Nessie, Bella. “Yeah, mom. Trims..” “Biar mom yang membereskannya. Kau harus mandi sekarang. Pastikan tak ada satu kuman pun yang menempel ditubuhmu.” Ujar Bella tenang. “Ok mom. Keep that dress right.” 1 jam kemudian, Renesmee baru saja keluar dari kamar mandi yang berada didalam ruangannya. Ia memakai baju bersih yang lain. Ia melihat kamarnya yang tiba-tiba berubah jadi rapi. Pasti Bella yang membereskannya. Pandangan Nessie menuju pada balkon kamarnya. Ia melihat seorang wanita berdiri disana. Rambutnya berkibar mempesona. Nessie pun tergelitik untuk menemuinya. “Mom..” panggil Renesmee. Bella berbalik. “Hai Ness. Rupanya kau lama sekali, haha.” Ucap Bella dengan nada bercanda. Kemudian ia merengkuh pundak Nessie. “Maaf telah membuat mom menunggu.” Bella menggeleng, memberi isyarat ‘aku-tak-apa-apa’ pada putrinya. Nessie mendesah. “Mom.. aku tak ingin pergi.” “Lho? Kenapa?” bella menatap mata Nessie dengan pandangan heran. Kemudian mata Nessie memutar kejadian saat Jacob mengecup pipinya. “Kau tak mau berpisah dengan Jacob?” terka Bella. Nessie mengangguk. “Sayang, kau masih bisa menelponnya.” Rayu Bella sambil mendekap Nessie lebih dalam. “Tapi aku tak bisa merasakan kehangatan badannya lagi.” Bella berdecak, “Just for two years. And you will see him back.” Nessie menunduk. Matanya berkaca-kaca. Siap menghadirkan butiran-butiran keristal. “Oh please honey. Mom yakin Jacob juga ingin melihatmu bersekolah. Like an ordinary girl. Mom akan menyuruh Jacob berkunjung kesana sering-sering deh..” rayu Bella. Nessie terkekeh. “Tak usah, mom. Mom benar. Aku harus bersekolah.” Bella mengangguk. Tapi tatapannya sungguh khawatir. “Don’t worry mom. I’m okay.” Ujar Nessie sambil menyunggingkan sebuah senyuman. Lalu ia menyeka air matanya yang terlanjur menetes. “I love you, Renesmee.” Kata Bella sembari memeluk Nessie erat-erat. “Love you more, mom..” balas Nessie disertai dengan senyuman haru. = - = Kini tibalah waktunya untuk pesta perpisahan Nessie. Para tamu undangan –termasuk Jacob- telah hadir memenuhi undangan. Pesta kecil-kecilan tersebut juga mengundang Leah dan Seth sebagai dua orang werewolf sahabat baru vampire-vampire tersebut. Pestanya sangat sederhana, tapi begitu santai. Tak membosankan. Nessie yang berada dilantai dua gugup tak karuan. Ia mondar-mandir tak karuan disana. Dua puluh menit yang lalu, Alice telah merias dirinya menjadi gadis klasik. Sangat eksotis. Tapi percuma saja, Nessie tetap gugup meskipun penampilannya sungguh menawan. “Ness, berhentilah mondar mandir. Aku pusing melihatnya.” Gertak Alice. Nessie terdiam sejenak, “I’m so sorry Al. aku nervous banget. Namaku dari tadi gak disebut-sebut sih.” “Kamu ingin cepat-cepat turun?” Nessie melebarkan mata indahnya, “Enggak juga sih.” “Kalau begitu, kau pasti ingin cepat-cepat bertemu dengan Jake? Haha.” Nessie merasakan panas menerpa pipinya. “Stop making fun of me, Al.” ancamnya. Alice tetap tertawa. Tak peduli dengan ancaman tadi. “Jatuh cinta. Kadang kita tak siap untuk menemui pasangan kita, tapi tiba-tiba saja ada suatu hal yang mendorong kita untuk ingin bertemu dengannya. Hm. Everybody feel that. So, kau tak salah, Ness.” Ujar Alice disertai senyuman. “Kapan aku jadi vampire seutuhnya? Aku tak ingin wajahku terlihat sangat tua dibanding dengan Jake.” “Setelah kau pulang dari sekolahmu. Dua tahun lagi.” “Oh, god!” “Why?” “2 tahun lagi? Itu sama artinya aku berumur 45 tahun?!” pekik Nessie tak percaya. “Slow down, baby. Pertumbuhanmu semakin melambat. Kau bisa awet muda. Begitu kata Carlisle.” Nessie mendesah panjang, “Yeah. I hope so.” Katanya sembari tersenyum memaksa. “Renesmee Carlie Cullen. Silahkan menuju ke ruang pesta. We are waiting for you.” Teriak Bella kencang. Nessie dan Alice segera merapikan tatanan mereka. “Kau siap Ness?” Tanya Alice. “Ya.” Jawab Nessie dengan suara tenang. Tak lama, Alice dan Renesmee turun dari lantai dua. Semua orang memandang kagum kearah mereka. Alice tampak percaya diri. Tapi tidak untuk Renesmee. Ia mencoba untuk tetap tenang meski jantungnya saat ini sedang perang melawan rasa takut. “Kau sangat cantik, sayang.” Ucap Bella sambil mengecup pipi Nessie. “Tak ada satu orang pun yang menandingi kecantikanmu malam ini.” Ujar Edward sembari memeluk Renesmee. “Thanks mom. Thanks dad.” Kata Renesmee dengan senyum merekah. Tiba-tiba saja mata coklat Renesmee bertemu dengan pemuda tampan disebrang sana. Jacob. Nessie mengangguk perlahan. Lalu Jacob membalasnya hanya dengan sebuah senyuman khas miliknya. “Good evening guys.” Sapa Renesmee dengan nada lebih tinggi satu oktaf. “Aku mengadakan pesta perpisahan ini karena aku akan berpamitan pada kalian. Besok lusa aku akan berangkat ke Inggris. Aku akan bersekolah disana. Menjadi seorang manusia normal sebelum aku menjadi seorang vampire. Kurang lebih dua tahun lagi, aku akan pulang ke Forks. Aku sangat rindu pada kakek. Kemudian, aku kembali pada kediaman keluarga Cullen. Aku minta maaf pada kalian semua kalau aku pernah mempunyai kesalahan pada kalian. Aku harap kalian akan memaafkanku. Cukup sekian, terimakasih.” Ujar Nessie panjang lebar sembari tersenyum tipis. Semua orang bertepuk tangan dengan meriah. Tak lama kemudian, music dansa pun diputar. Seluruh tamu undangan segera mencari pasangannya masing-masing. Edward dan Bella. Alice dengan Jasper. Carlisle dengan Esmee. Rosalie dengan Emmett. Leah dengan Seth. Tiba-tiba Jacob mendatangi Renesmee yang sedang duduk menatapi lantai dansa. “Mau berdansa denganku?” ucap Jacob sembari mengulurkan tangan kanannya. Nessie Nampak kaget, kemudian ia membalas uluran tangan itu. “Dengan senang hati, Jake.” Katanya. Jacob dan Nessie mulai berdansa. Mereka tampak sangat serasi. Umur mereka pun seperti terpaut dekat. Bagai romeo dan Juliet. “Kau amat sangat mengagumkan, Ness.” Ujar Jacob disela-sela dansa. “Kau juga.” “Tatap mataku.” Perintah Jacob. Nessie menurut. “Aku sayang kamu, Ness.” Katanya pelan. Tapi terdengar jelas. Nessie terkesiap. “Ah-Em.” “Aku sudah tau kalau kau juga sayang padaku. Kita sama-sama punya rasa itu.” Sambar Jacob sebelum Nessie selesai berbicara. “Aku akan menunggumu. Sampai kapanpun. Aku janji.” Ucap Jacob dengan nada yang pasti. Renesmee tampak berkaca-kaca. “Kau serius, Jake?” “Iya. Aku tak pernah bohong.” “Oh” Nessie memeluk Jacob seketika “Akan kupegang janjimu, Jake.” Bisik Nessie tepat ditelinga Jacob. Jacob tersenyum hangat dalam pelukan Nessie. “Ya. Kau harus menjadi gadis yang sukses, Ness. Aku yakin kau bisa seperti ibumu.” Nessie melepas pelukannya. “Do’akan saja.” “Kau tak perlu memikirkanku. Hatiku Cuma buat kamu.” Kata Jacob menggombal. Nessie terkekeh. “Iya. Iya.” - = - Dua hari kemudian.. “Hati-hati ya Nessie. Belajar yang rajin.” Kata Alice. Renesmee mengangguk kemudian ia memeluk bibi kesayangannya itu. Lalu ia berganti kemeluk Esme, kemudian Carlisle, Rosalie, Jasper, Emmett. “Aku akan merindukanmu, sayang.” Ucap Bella haru. Ia memeluk anak semata wayangnya tersebut, lalu ia mencium keningnya. “Dad juga akan merindukanmu, sayang.” Ucap Edward sambil mencium kening Nessie kembali.nessie tersenyum, Kemudian Nessie berjalan menuju arah Jacob. Spontan, ia memeluknya. “Aku memegang janji itu, Jake. Kau harus membuktikannya.” Ujar Nessie dengan isakan mungil. “Pasti Nessie sayang..” ujar Jacob sembari mengecup pipi merah Nessie. “Take care.” Lanjutnya kemudian. Nessie pun mengangguk, lalu ia berlari menuju Edward dan Bella. “Aku siap pergi.” Ujar Nessie mantap. “Daah semuanya!” begitu ucapan terakhir dari manusia setengah vampire itu. Ia segera masuk kedalam mobil sewaan Edward. Nessie membuka jendela mobil tersebut sambil melambai. Pak supir mulai menekan pedal gas. Tak lama kemudian, mobil yang ditumpangi Nessie lenyap kearah pepohonan rindang. Cinta Nessie tertinggal di La Push. Suatu saat, ia akan menjemputnya. Ia akan memilikinya kembali. END. Maaf, saya penggemar baru twilight. Mohon maaf sebesar besarnya bila terjadi kesalahan ^^

Sabtu, 14 Juli 2012

How could I've in love with him? first view, i don't feel nohing. Because i don't know anthing about him. When someone ordered him to sang, his voice was so amazing! Wonderful voice i ever heard *-* He got the same class with me. And i didn't understand how he could know about my feeling for him. Ubaid told me, that akhlis fall in love with me in this years. I'm shocked! Much jumping up and down and screaming ensued. Lol. But i wish nothing cz he have so many fans. I'm giving up so just to catch me~~